Blogger Kalteng

Pokok-Pokok Pemikiran Jamaluddin Al-Afghani




L. Streward, sebagaimana dikutip oleh Bakhshayesi, menulis: “Sayyid Jamaluddin adalah orang pertama yang menyaksikan, dengan pandangannya yang tajam dan realismenya yang cemerlang, pengaruh berbahaya dan dominasi orang-orang Barat atas bangsa-bangsa Timur dan orang-orang Islam, serta menyadari tingkat bahaya ini dari akibat-akibat yang menghancurkan.
“Sayyid Jamaluddin tidak takut akan pengaruh kekuatan pemerintah mana pun dan yakin bahwa pemerintah kolonialis Barat yang perkasa, betapapun kuatnya, pasa akhirnya harus runtuh menghadapi kemurkaan dan perlawanan kaum Muslim, asal saja kaum Muslim menyingkirkan perbedaan-perbedaan kecil yang dipertajam oleh makar kaum kolonialis setiap hari, dan mengambil persatuan dan ikatan-ikatan untuk tujuan bersama, yakni kebangkitan kebesaran Islam dan enghancuran musuh-musuhnya serta bergerak dengan penuh keserasian dan keselarasan.”
Tulisan ini menyimpulan concern Jamaluddin. Dia membenci dominasi Barat di Negara-negara Islam. Sia ingin umat Islam menjauhi perbedaan-perbedaan kecil ( yang dibesar-besarkan oleh makar imperialis), lalu bersatu menghidupkan kembali Islam dan melenyapkan musuh-musuhnya. Inilah obsesi Jamaluddin.
Jamaluddin melihat empat penyakit yang menggerogoti Islam; dan menawarkan delapan cara terapinya. Keempat penyakit itu adalah: (1) absolutism dalam mesin pemerintahan, (2) sifat kepala batu dan kebodohan massa rakyat Muslim serta keterbelakangan mereka dalam ilmu dan peradaban, (3) tersiarnya ide-ide korup dalam bidang agama dan nonagama, dan (4) pengaruh kolonialisme Barat. Sesuai dengan empat penyakit itu, Jamaluddin memberikan delapan hal sebagai obat, sebagaimana ditulis oleh Muthahhari dalam Islamic Movement of the Twentieth Century:
1.   Bangkitkan kesadaran berpolitik melawan absolutisme.  Harus dijelaskan kepada massa bahwa perjuangan berpolitik adalah kewajiban agama; bahwa tidak ada pemisahan antara agama dan politik; bahwa setiap orang harus terlibat dalam nasib politik Negara dan masyarakat Islam.
2.   Lengkapi diri dengan sains dan teknologi modern. Dominasi Barat terjadi karena keunggulan dalam sains dan teknologi. Kaum Muslim tidak harus menolak segala hal yang dating dari Barat. Mereka harus belajar dari Barat, tetapi bukan mengadopsi peradaban mereka; sains dan teknologilah yang harus mereka kuasai.
3.   Kembalilah kepada Islam yang sebenarnya. Praktek-praktek korup dan tambahan-tambahan yang tidak bermanfaat dalam pengalaman Islam harus dibuang; umat harus dikembalikan kepada Al-Quran, As-Sunnah, dan kehidupan suci pada zaman permulaan Islam.
4.   Hidupkan akidah Islam sebagai akidah yang komprehensif dan independen. Islam adalah agama sains dan kerja keras, agama yang menuntut tanggung jawab, agama memuliakan akal; dan membenci takhayul. Dia menganjurkan murid-muridnya untuk menghidupkan kembali filsafat dalam khazanah pemikiran Islam.
5.   Lawan kolonialisme asing. Penjajah asing di dunia Islam bukan saja mengandung implikasi eksploitasi politik, tetapi jiga dominasi ekonomi dan budaya. Kaum Muslim harus disadarkan bahwa sekularisme adalah taktik Barat untuk melepaskan pengaruh Islam dalam masyarakat. Harus ditegaskan bahwa kultur Barat tidak akan membawa kemakmuran manusia. Kultur Barat adalah kultur penindasan.
6.   Tegaskan persatuan Islam. Untuk melawan invasi Barat, kaum Muslim harus bersatu. Bersatu tidaklah berarti menyatukan mazhab. Bersatu berarti menyatukan front politik dan organisasi. Ia mengecam pembagian Islam dalam negara-negara kecil dan mengkhutbahkan Pan-Islamisme.
7.   Infuskan ruh jihad ke jasad masyarakat Islam yang setengah mati. Menghadapi kehancuran akibat Barat, kaum Muslim harus menegakkan Islam sebagai agama perlawanan dan perjuangan.
8.   Hilangkan rasa rendah diri dan rasa takut terhadap Barat. Lewat sebuah cerita kiasan dalam Al-‘Urwah Al-Wutsqa, ia mengingatkan kaum Muslim bahwa ketakutan terhadap barat adalah ilusi yang dibentuk sendiri. Kaum Muslim tidak boleh takut terhadap ingar-bingar suara barat. Diperlukan orang yang menantang maut untuk menjatuhkan kepongahan Barat.

Dari delapan “resep” Jamaluddin, kita melihat sikap tegarnya untuk menghadirkan Islam sebagai agama jihad yang mampu melawan Barat, Islam yang bersih, yang ‘aqliyyah, yang mendukung sains dan teknologi, yang menolak absolutism dan penghambaan. Gerakan yang dirintis oleh Jamaluddin Al-Afghani memang gerakan intelektual, sosial dan political.

Disarikan dari buku Jamaluddin Rakhmat, Islam Aktual, Bandung, Penerbit Mizan, 1991, Cetakan ke-11

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post