Dua
faktor penyebab kegagalan Indonesia mengelola SDA. Pertama, ekonomi Indonesia
masih mengandalkan ekspor bahan mentah. Karena Model ekonomi semacam ini tidak
menciptakan nilai-tambah dan tidak menyediakan basis untuk industrialisasi.
Kedua, pemerintah Indonesia tidak percaya pada kekuatan sendiri untuk mengolah
SDA-nya, tetapi semuanya diserahkan kepada korporasi asing. Akibatnya, sebagian
besar SDA di Indonesia sudah di bawah bendera asing.
Padahal,
Indonesia sudah punya konsep pengelolaan SDA sebagaimana diatur dalam pasal 33
UUD 1945. Di situ ada penegasan mengenai kedaulatan negara terhadap SDA dan
pengelolaannya harus mendatangkan kemakmuran bagi rakyat.
Gambaran di Kalimantan Tengah
Dari data
yang telah dihimpun oleh WALHI
Kalimantan Tengah (dalam Forum
diskusi yang melibatkan sebagian organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan,
Minggu (16/2/2014)’ gambaran singkat mengenai praktek Korporasi Asing dalam
hal mengeruk SDA, apa bila kita jauh kebelakang maka akan ditemui sejarah
panjang eksploitasi SDA di kalteng melalui penguasaan wilayah dan industri yang
berbasis komoditas sejak jaman kolonialisme
pada jaman belanda dengan perusahan bernama NV.
BRUINZEEL yang megolah kayu agthis dan pasca
kemerdekaan terutama Orde baru eksploitasi menjadi masif (Kayu, Sawit, Tambang, karbon offset)
berbasis pada komoditas eksport.
Kepentingan
kaum kapitalisme di indonesia masih mengunakan sistem sosial yang feodalisme
dimana monopoli tanah merupakan basis sosialnya. Bentuk pengusaan dari tuan
tanah klasik menjadi tuan tanah tipe baru dengan pola pengusaan melaui ijin
konsesi dengan merebut akses dan kontror terhadap kawasan. Kalteng yang
memiliki luasan 15,356,800, 85 % sudah diperuntukan untuk investasi yang
menguasi ruang dan merampas tanah dan hak-hak masyarakat adat Akibat pengusaan
kawasan tersebut terjadi konflik sosial, kerusakan lingkungan, kesenjangan
ekonomi dan bencana ekologi.
untuk data yang lebih jelasnya silakan kunjungi link di bawah ini.
atau di
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.